Bunga Penutup Abad

Di peron
Aku membisikkan kata-kata ini padamu:
"Sudah lupa?
Berapa banyak jiwa
Yang membuatmu tertawa di tanah ini?
Yang menaruh cintanya dengan percuma di tanganmu
Tanpa ragu, tanpa takut percayanya kau buat kalut?
Adakah yang menunggumu dengan khawatir kalau kau tidak pulang ke rumah lebih dari waktu yang sama setiap harinya?
Kau tukar dengan apa satu-satu hal yang sepenuhnya kau kenal dalam hidupmu?"

Yang ku dengar
Peluit

Dua tangan menepukku:
"Kecuali
Hari ini langkahmu maju
Tidak pernah beralas ragu;
Ada harapan-harapan yang kau tanam
Dalam peluh yang menetes di keningmu;
Tanpa peduli berapa banyak kesakitan yang kau alami
Yakini ada jiwa-jiwa yang akan menyambut dan mengobati"

Kau melambaikan tangan
Dan menjadi laki-laki
Hari ini

Surabaya, 31 Desember 2018, 07:00
(Daripada tidak punya judul, aku mengutip judul sebuah pertunjukan yang ingin sekali aku tonton tapi tidak pernah sampai: Bunga Penutup Abad)

Oleh-oleh

Berlayarlah sekuatmu
Aku tidak menitip badai untuk kau bawa pulang
Ombak yang terus mengalunkan perahumu
menghanyutkan sebagian doaku
Pergilah ke ujung bumi
Supaya nanti
Kelak di kemudian hari
Kau bawa satu atau dua kisah
Supaya dapat kau ceritakan kembali
Saat kita kembali beradu kasih
Di beranda rumah orang tuamu
Diiringi denting lonceng
tanda musim telah berganti

Yogyakarta, 27/02/2018 5:43