Salam hangat dari alam bawah sadarku
Menyapamu dalam tidurmu di padang bunga sendu
Akankah semua rinduku dibawa angin sampai depan rumahmu?
Ataukah ia akan tinggal diam dan mengusikku sepanjang hari?
Awan yang bersahabat dengan angin berseru-seru
Katanya,
Angin, anak ini sakit, sampaikan salamnya,
biar bapaknya tahu,
biar ibunya tak sendu,
anak ini, rindu
Doa sang awan tak terkabul
Dan hujan,
membawa api dalam rindu menggebu-gebu
Dan hujan,
mengusir angin dan awan dalam usahanya merayu
Dan hujan,
mencium kening anak itu, hingga samar senyumnya dalam rindu
22:08 26/10/2015
Berpikir Tentang Rumah
Siang bengong melompong seperti macam ompong
Kebosananku lebih hina dari biasanya
Pulang-pergi rutin, tanpa tujuan
Selalu
Sampai hari ini pun juga sama
Lalu aku berpikir tentang rumah
Bukan yang ini
Pikiran mereka tua, sama, tapi berbeda
Mulut mereka berisik, sama, tapi berbeda
Hati mereka, sama, tapi berbeda
Aku ingin punya emosi untuk sementara ini
Tidak juga ada yang cocok
Marah? Kepada siapa?
Sedih? Mengenai apa?
Senang? Dapat darimana?
Berpikir tentang pulang
Tapi
Kepada siapa? Untuk apa?
Kemana?
18:43 26/10/2015
Kebosananku lebih hina dari biasanya
Pulang-pergi rutin, tanpa tujuan
Selalu
Sampai hari ini pun juga sama
Lalu aku berpikir tentang rumah
Bukan yang ini
Pikiran mereka tua, sama, tapi berbeda
Mulut mereka berisik, sama, tapi berbeda
Hati mereka, sama, tapi berbeda
Aku ingin punya emosi untuk sementara ini
Tidak juga ada yang cocok
Marah? Kepada siapa?
Sedih? Mengenai apa?
Senang? Dapat darimana?
Berpikir tentang pulang
Tapi
Kepada siapa? Untuk apa?
Kemana?
18:43 26/10/2015
Budak Emosi
Di sini
Akan terlalu dini apabila aku bercerita tentang kesedihan
Akan terlambat pula bila aku menceritakan kebahagiaan
Memanuasiakan manusia dengan memberinya kekayaan emosional,
hanya akan memberimu banyak masalah
Belum kah kau mendapat gambarannya?
Sejauh mana kau bisa pergi membawa semua hartamu itu?
Kalau bukan beban yang kau bawa,
lalu mengapa sampai kini tetap diam di depan toko yang tidak menyuguhkan apa-apa lagi?
Kebahagiaan menjadi barang rampasan
Kesedihan menjadi barang sewaan
Kesetiaan merupakan ujian
Bagi jiwa yang kesepian
Yogyakarta, 12:10 17/10/2015
Akan terlalu dini apabila aku bercerita tentang kesedihan
Akan terlambat pula bila aku menceritakan kebahagiaan
Memanuasiakan manusia dengan memberinya kekayaan emosional,
hanya akan memberimu banyak masalah
Belum kah kau mendapat gambarannya?
Sejauh mana kau bisa pergi membawa semua hartamu itu?
Kalau bukan beban yang kau bawa,
lalu mengapa sampai kini tetap diam di depan toko yang tidak menyuguhkan apa-apa lagi?
Kebahagiaan menjadi barang rampasan
Kesedihan menjadi barang sewaan
Kesetiaan merupakan ujian
Bagi jiwa yang kesepian
Yogyakarta, 12:10 17/10/2015
Pergi Sampai Sini
Sudah sejauh mana Kau pergi?
Secara sadar aku mendengar raung itu dalam tidurku
Membukakan mataku dengan perasaan yang tidaklah lebih tenang dari hari lalu
Akankah Aku terus pergi?
Bukan kaki yang membawaku sejauh ini
Tapi sudah terlanjur aku berlari sampai sini
Yogyakarta, 7:07 06/09/2015
Secara sadar aku mendengar raung itu dalam tidurku
Membukakan mataku dengan perasaan yang tidaklah lebih tenang dari hari lalu
Akankah Aku terus pergi?
Bukan kaki yang membawaku sejauh ini
Tapi sudah terlanjur aku berlari sampai sini
Yogyakarta, 7:07 06/09/2015
Subscribe to:
Posts (Atom)