Makin Tua, Makin Gila

Miris aku lihat kita
Atau malu persisnya
Jiwa suci bangsa muda
Jadi jiwa keji bangsat tua

Kalau ada pepatah
Seperti padi, makin berisi makin merunduk
Terselaraskan dengan realita
Makin tua,
Bukannya merendah  hati karena makin 'Bagus' seperti Bathara Kamajaya,
Tapi makin merunduk secara harfiah,
Hidup merunduk karena malu

Harusnya pepatah itu berubah demikian
Seperti kondom, makin berisi makin tegak
Aku harap negeri sekelas "Somalia"nya Asia Tenggara ini cukup dewasa untuk memahami pepatah tadi
Kenapa Somalia?
Betapa tidak,
Membantai saudara sejiwa senasib setanah air
Bukankah itu Somalia?

Sudahlah
Tidak perlu jadi naif sekarang ini
Akui saja
Makin tua kita, makin gila pula kita
Yang muda semoga tidak binasa
Yang muda semoga makin kuasa
Yang muda semoga jadi luar biasa
Yang muda pasti
Pasti bisa!

26/08/2012 20:49

Kalau Saja Perlu

Sabtu malam di kota Batu
400 meter tingginya
Jika kau mampu menggapai air asin pantai dari sini
Asap cerutu lokal mengepul terurai ditengah udara dingin
Duduk landai bersama susu coklat yang wataknya berlawanan dengan udara
Dengan hanya diselimuti jaringan otot tipis,
bulu kudukku bergidik,
tulangku sakit membeku

Kalau aku boleh sedikit berkata
Ini sama sakitnya kala aku ingin mendekapmu dalam pelukku
Kalaulah perlu aku mati untuk mendekapmu
Kiranya biarlah aku mati dalam dekapmu
Dirimu, yang termanis,
Lili Salju

19/08/2012 00:47

Merdeka. Merdeka? Merdeka!

Rasanya baru dua hari lalu aku begini
Tapi entah sudah berapa lama aku begini
Di negara yang katanya sudah merdeka ini
Aku masih merasa dibelenggu

Dibelenggu apa? Pertanyaannya
Apa yang mereka sebut cinta
Lima huruf sederhana
Yang disusun singkat membelah atmosfer dunia
Katanya

Merdeka dalam bercinta?
Mana bisa? Itu sudah ada hukumnya
Yang bercinta yang dibelenggu dosa dunia
Itu katanya
Lalu untuk apa ada cinta?
Menambah beban dosa saja?
Menyedihkan memang dunia
Terbelenggu dosa cinta

Merdeka dalam bercinta?
Ada satu caranya
Jangan pernah mau buta akan cinta
Buka mata, hati, dan dunia
Sebelum terbelenggu akannya
Itu namanya merdeka
Merdeka. Merdeka? Merdeka!

14/08/2012 20:27

Biarlah Gagal

Matahari tinggal separuh tanda mau habis kisah ini
Kembang taman tak lagi bau seperti dulu
Es krim vanilla kesukaanku sudah leleh dan jatuh ke tanah

Dunia hilang
Tidak menyisakan apa-apa lagi buatku
Merana
Sendiri
Berdiam diri?
Tidak!
Aku yang buat skenario ini!
Hanya saja...
Ada halaman yang hilang

Lengkap sudah peran yang kita mainkan
Belum? Belum!
Ingat? Halaman yang hilang tadi!
Brengsek!
Aku sudah merusak pentasku sendiri

Gagal itu biasa
Orang sukses itu tidak akan ada,
kalau tidak ada orang gagal
Edison pernah gagal
Lincoln pernah gagal
Aku tidak pernah takut gagal

Pentas belum selesai
Meski skripku hilang
Skenarioku acak-acakan
Selesaikan pentas ini!
Selesaikan walau gagal
Biarkan yang ini gagal
Kita gagalkan ini dengan sukses!

03/08/2012 22:38

Hiduplah Seperti Kamar Mandi

Aku iri dengan kamar mandi dan segala pernik di dalamnya

Aku ingin hidup seperti sabun;
Menari dengan indahnya di antara jemariku
Hidup tanpa halangan yang membuatku berhenti menari

Aku iri dengan gayung air;
Sebisa mungkin tak mengeluh tentang hidup kita yang keruh
Dan tetap setia mengambil hikmah dibaliknya

Sepertinya aku mirip dengan kran air;
Dengan kepalaku yang telah berputar 180°
Dan juga hidungku yang terus ingusan
Tanpa sadar aku jadi tumpuan air hidup mereka

Aku selalu ingin jadi bak air;
Mendengar, menyimpan, mewadahi
Airmata, keluh, pilu keran air
Dan tak pernah bocor

Aku iri pada kloset;
Dengan mudahnya mereka menyiram masalah
Dan membuangnya begitu saja

Dan yang paling penting dari yang terpenting
Menjadi handuk;
Mengusap airmata dan keringat
Dan mengubahnya menjadi segarnya gelak tawa manusia

20/07/2012 19:24

Sepucuk Surat Dari Stuttgart

Bersandarlah aku dihari itu
Melawan terik matahari
Di bawah balkon rumahku
Melamunkan cerita khayal

Di Stuttgart
Desing mesin jet pesawat
Deru mobil
Mendekat rapat ke telingaku
Menggangu sekali
Tapi aku sudah biasa
Seperti sapa kurir susu pagi hari

Hari itu di Stuttgart sedang panas
Awan yang biasanya baik
Berpaling balik badan sembunyi tangan
Mungkin di sana ada
Satu atau dua
Mencoba menjadi munafik terhadap dirinya
Tapi tak lama, kembalilah ia ke asal
Awan baik yang munafik

Berjalan aku lalu
Lewat tiap blok ke arah taman
Bersanding kopi hangat di jemari kananku
Melangkah pasti tak pasti
Mecari teteduhan buatku lelap
Tapi kopiku itu buatku hidup

Dalam lelap ku terjaga tetap
Menulis asal dalam senyap
Sebuah surat dari Stuttgart
Untuk kawan pena di sana
Di seberang hidup tiga benua
Berharap ia akan tertawa saat membaca surat gila ini

Masih kosong
Aku lihat kertasku masih kosong
Tapi di sisi lain aku juga melihat berkas setitik airmata
Aku rasa berkas itu saja cukup
Cukup mewakili apa yang aku rasakan saat ini
Mewakili rasa rindu sampai pilu hati
Untukmu
Seorang kasih yang kuyakini sampai mati

Untukmu aku hidup
Untukmu aku menulis
Untukmu aku mati
Untukmu
Sepucuk surat mati dari Stuttgart

20/07/2012 18:56

Gitaris Pagi Hari

Gitaris pagi hari
Duduk termenung di sudut ruang biru
Tersandar bambu
Melantunkan senandung lagu rindu
Haru pilu
Merasuk kalbu
Perlahan menggangu tidurku
Kemudian berjalan lalu
Meletakkan gitarnya dekat rak buku
Melangkah sendu ke ruang tamu
Dan diam di situ
Tanpa kata seribu
Dia tampak malu
Karena sendu haru pilu
Mati si Gitaris pagi hari itu
Di ruang tamu
Di situ

03/07/2012 14:15

Menunggu Ajal

Sebagian orang takut mati,
tapi aku sekali-kali tidak
Yang aku takuti adalah hidup
Desir darah mengalir yang kita pinjam ini
Satu kali nanti harus kita kembalikan,
jika tak ingin bunganya membengkak
Hutang nafas yang makin lekat tiap hari
Tak mungkin selamanya kita tunggak
Jejak langkah dosa yang kita lukis tiap hari
Tak menunggu dihapuskan oleh ombak
Mau diapakan juga hidup ini
Kala nanti pasti tak punya arti
Kita hidup sendiri
Kita mati sendiri
Menunggu ajal kita tiap hari

26/06/2012 09:00

Bercinta Dengan Angin

Mustahil
Tidak mungkin ada
Barang hanya lalu
Suatu tak tampak
Ciptaan tak tersentuh
Hadir, tapi tak berasa
Bercinta dengan angin itu sulit
Kau tahu dia ada
Tapi tak tahu ia dimana
Menghapus jejak senja
Seolah kau tak pernah ada
Mengikis batu berlumut
Hancurlah kau dalam peluknya
Buat dia jinak saja tak bisa
Bagaimana mau bercinta dengannya?

26/06/2012 08:37