Tiap daging yang menggerakkan tulangku
Adalah refleksi dari gerikmu
Tiap huruf per kata yang kubaca
Seakan menyusun dirinya sendiri dalam senyap
Musik yang mengalun di ujung ruangan
Melukis lembut wajahmu di balik kelopak mataku
Nafas yang aku hirup akhirnya melambat
Menyelaraskan ritme degup jantungku dengan derap langkahmu pelan
Darahku tak turun lagi ke telapak tangan
Memperjelas kecemasanku
Keringat menetes lewat air mata
Pasrah bukan pilihan
Tapi hanya itu yang ditawarkan hangatnya Langit
23:23 19/03/2015
No comments:
Post a Comment