Kepadamu, Aku Bertanya

Kepada gurun, aku bertanya
Apa arti segelas air bagimu?
Kepada samudera, aku bertanya
Apa arti segenggam pasir bagimu?
Kepada kutub, aku bertanya
Apa arti sepercik api bagimu?
Kepadamu, aku bertanya
Apa arti sesosok Aku bagimu?

Yogyakarta, 29/04/2016 11:30
Biarkan aku bercerita sedikit tentang waktu
Tentang bagaimana dia menyiksamu
Tentang pahitnya menunggu

Sore itu
Kau berkata padaku akan membantuku habiskan waktu
Tapi agaknya semua itu palsu
Atau aku dengan terlalu bodohnya, mau menunggu
Hidupmu sudah seharusnya terbagi
Siapakah aku meminta bagian?

Aku hanya ingin kau tahu
Hari ini aku,
sudah membagi waktuku
Untuk menunggumu

Yogyakarta, 13/04/2016 21:36

Tunda Awal Sebuah Mula

Dari sebuah siksa yang terus membelenggu
Suara itu aku dengar
Lirih, pasif, dan getir
Tentang sebuah perjalanan yang menemukan akhir
Menjadikan nisan sebuah pelabuhan
Berharap remuk ditiup angin
Diam saja melihat cahaya yang berpendar dari kejauhan
Melambat, meliuk dalam liku
Menjadi kaku
Tanpa sedikitpun menjadikannya baku
Dahan dan ranting yang patah
Memaksa daun untuk mengaku kalah
Terkembali menjadi putih
Dengan atau tanpa merintih
Dan akhir tidak menjadi henti
Tapi menjadi tunda
Supaya semua mendapat kesempatan kedua
Sebuah mula

Yogyakarta, 07/04/2016 14:58
Sunyi ini tak seperti biasanya
Semua perlahan menghilang dan jadi senyap
Terlalu lama dalam kesunyian
Membuatmu lupa bagaimana mencipta keramaian
Membuatmu lupa menjadi perhatian
Makin lama kau undur dari dunia
Makin dalam kau akan terjebak kesedihan
Semoga kau masih bisa terlepas
Karena sekali saja kau terhempas,
Tak ada jalan untuk kembali bebas

Yogyakarta, 06/04/2016 07:05

Agar Mungkin Saja

Membuatmu mengerti kesedihanku sama sekali tak membantu
Yang ada hanya membuatku semakin sedih
Tidak ada sama sekali keinginan untuk membuatmu mengerti
Hanya saja,
Aku ingin ada seseorang yang menyadari
Karena dalam dunia yang bising
Tidak banyak yang mau pasang kuping

Dan di antara semua yang duduk pasang kuping
Kau berdiri membuat perbedaan
Datang menghampiri
Perlahan menghapus sepi
Membawakan sebuah pelukan
Menyejukkan
Dalam pelukan aku membuat perhitungan dan perkiraan
Yang tak seharusnya aku lakukan

Sepertinya belum terlambat
Untuk berhenti bertanya
Untuk Kita
Agar mungkin saja

Warung Kendi, Yogyakarta. 03-04-2016 01:12

Seperti Malam mencinta Matahari
Kita adalah petaka bagi semesta
Kebahagiaan yang fana,
Mengundang luka

Kata-kata yang sudah tak seperti semula
Menandakan semua telah berbeda
Seperti yang kuduga sebelumnya,
Aku akan terjebak gravitasi
Hanya saja, pada orbit yang berbeda

Tercipta pada sistem yang sama membuat siksa tak kasat mata
Tatapanmu membutakan,
Pelukmu menyesakkan,
Tawamu memekakkan

Yang aku khawatirkan adalah
Bukan destinasi yang sempurna
Tapi sebuah perjalanan yang bahagia
Yang akan merubah semua

Bagaimana jika yang tercipta bukanlah neraka,
Tapi surga yang lebih nyata dari telapak kaki Bunda
Bagaimana jika yang tersiksa bukanlah kita,
Tapi mereka,
Yang dulu tertawa melihat kita bahagia

Yogyakarta, 01-04-2016 14:04