Pertemuan Singkat

Yang pergi tidak benar-benar mati
Jauh di sini, aku selalu menitipkan kecup rindu lewat desir angin
Dingin
Mentari yang jatuh menutup lembar kenangan gerimis senjakala
Dimana kita, aku dan kamu
Menutup mulut, membuka telinga, mendengar bersama
Hangat
Sepertinya aku tidak membutuhkan seluloid
Hanya untuk melukis senyummu dalam ingatanku
Kopi yang sengaja kita seduh itu, melakukannya untukku
Pahit
Tetes hujan yang jatuh
Menandakan kepergianmu, atau kepulanganku
Kita menjadi aku, dan kamu
Lalu terdispersi, terdisipasi

Hujan, berhenti.

Yogyakarta, 24/09/2016 21:15

No comments:

Post a Comment