Tiap kali rindu menusuk dada kiriku, tepat di jantung,
teringat ku namamu.
Tiap kali ku berpaling menjauh,
kembalilah ku namamu.
Berlari ku ke bukit,
teriak ku namamu.
Tak ada satu pun yang tahu siapa, atau apa, yang mengejar merpati putih ini ke hutan,
tempatku menyembunyikan peti hati.
Kasihan dia, mungkin sayapnya akan terkoyak
oh, atau mungkin malah ranting akal sehatku yang patah diterjangnya.
Yang ku percaya hanya 1 hal, tak akan ada peti yang tidak dibuka.
Begitu pula hati keras ini.
Aku pun percaya, dan aku pun tahu
suatu saat, kau pasti datang dan membukakan peti kecil hatiku ini.
No comments:
Post a Comment