Yang lalu biarlah lalu
Kali ini aku bicara tentang udara
Teman dan saudara dari air
Kali ini aku bicara tentang udara
Teman dan saudara dari air
Untuk kesekian kalinya
aku merasakan kehadiran udara
dalam lamun siangku yang jenuh
Penuhi dada, otak, dan darahku
Mengalir mengalun hitam dalam pekat asap kota
Membunuh perlahan
hingga tak sadar
aku merasakan kehadiran udara
dalam lamun siangku yang jenuh
Penuhi dada, otak, dan darahku
Mengalir mengalun hitam dalam pekat asap kota
Membunuh perlahan
hingga tak sadar
Tapi tidak hanya asap yang masuk dalam ragaku
Wangi elok rambutmu dalam lingkupan ruang haru
Menjalar indah sampai ke syaraf otakku persatu
Sampaikan kabarmu dari pagi hingga sore nanti
Sampaikan bahwa kau baik saja dalam lelap tidurmu
Beritahu kau aman di sana
tepat di tempat aku bertemu orang tuamu
Udara tak pernah lupa
‘tuk ucapkan salamku padamu dan juga semua sanakmu
Ia teman dari air, dan juga karibku
Wangi elok rambutmu dalam lingkupan ruang haru
Menjalar indah sampai ke syaraf otakku persatu
Sampaikan kabarmu dari pagi hingga sore nanti
Sampaikan bahwa kau baik saja dalam lelap tidurmu
Beritahu kau aman di sana
tepat di tempat aku bertemu orang tuamu
Udara tak pernah lupa
‘tuk ucapkan salamku padamu dan juga semua sanakmu
Ia teman dari air, dan juga karibku
Ia tak pernah berhenti berlari
tidak sepertiku
Ia tak pernah berhenti berhembus
tidak sepertiku
Ia tak pernah berhenti bermimpi
tidak sepertiku
Aku dan Udara adalah satu
tapi Ia tidaklah sepertiku
tidak sepertiku
Ia tak pernah berhenti berhembus
tidak sepertiku
Ia tak pernah berhenti bermimpi
tidak sepertiku
Aku dan Udara adalah satu
tapi Ia tidaklah sepertiku
10-01-2013 20:18
No comments:
Post a Comment