Berdiri aku, malam itu di depan sebuah rumah.
Kisah yang panjang.
Menjadi awal, dan menajdi akhir.
5 Maret setahun yang lalu, hari bahagia bagi orang yang ku cinta-entah jika itu benar cinta atau bukan-hari disaat seorang haruslah berterimakasih pada Tuhan atas berkat yang melimpah setahun sudah.
Sebelum senja tiba, aku telah berrias bak pangeran yang siap menjemput permaisurinya, menjadikannya wanita teristimewa, dikala itu.
Aku dah siap, pikirku.
Tak lama hari telah lalu, aku terkejut.
Terperangah tak tahu haruslah berbuat apa.
Kau pergi, tepis semua peluk hangat, semua kecup rindu.
Tak patutlah kiranya jikalau semua peluk dan kecup itu menjadi siksa bagimu.
Aku ingin akhiri, tapi tak mungkin, tak bisa.
Aku hanya bisa mengalah, pasrah.
Menciutkan duniaku, biarkan jiwamu lepas seperti bebasnya burung di cakrawala kehidupan.
Aku pikir ini bukan kisah, tak pantas dibaca, tak layak diperdengarkan, tak patut diingat. Hanya karena cerita ini belum rampung.
No comments:
Post a Comment