Sesal, Maaf, dan Hai

Kebohongan termuntah sudah.
Kebimbangan menghalangi semua rasa yang tersirat, kau dan aku.
Meninggalkan sebuah kisah kelam, di sini, di balik kemeja bercak darah.
Dan akhirnya pun aku tahu, bukan ini yang harusnya terjadi.
Tak jarang hatiku pun menangis sekencang-kencangnya. Sesali apa yang tak pernah ku lakukan.

Tertahan maaf di pangkal lidahku.
Tak tahu cara mengkontraksi otot. Takut berbuat dosa yang sama tuk kesekian kalinya.
Inginku menulis ulang semua kisah kelam dengan kata maaf.
Berpadu kasih di tengah dingin dunia,
meluapkan segala amarah,
tawarkan semua masalah,
menghapus keluh kesah.

Andai jam berputar terbalik,
mungkin ini hal pertama yang terucap:
Hai! Apa kabar? Bolehkah sedikit aku tahu namamu?

No comments:

Post a Comment